Dampak FOMO Terhadap Pengguna Media Sosial
Dampak FOMO – FOMO dapat mendorong pengguna media sosial untuk terlibat dalam tren atau kontroversi yang sedang viral, termasuk komentar negatif tentang kasus-kasus seperti Thoriq.
Tekanan untuk terlibat atau menyuarakan pendapat bisa menyebabkan perilaku yang tidak selalu produktif atau bijaksana. Pengguna Media Sosial merasa terdorong untuk memberikan komentar atau pendapat demi mengikuti tren atau agar terlihat relevan dalam perbincangan yang sedang hangat. Tekanan untuk berkomentar bisa mengarah pada penyebaran komentar negatif atau bahkan berbahaya, yang dapat mempengaruhi orang-orang yang terlibat dalam cerita tersebut secara langsung.
FOMO sering kali mendorong penilaian cepat tanpa mempertimbangkan konteks atau informasi yang memadai. Dalam kasus Thoriq, banyak yang langsung memberikan komentar negatif tanpa memverifikasi fakta atau memahami situasi secara mendalam. Komentar negatif yang tidak berdasar bisa menyebar dengan cepat, menyebabkan misinformasi dan kebingungan di kalangan publik. Ini bisa memperburuk situasi dan menambah stres bagi individu yang terlibat.
Dampak Komentar Negatif Terhadap Individu
Komentar negatif yang tidak berdasar dapat menyebabkan stres dan dampak psikologis yang signifikan bagi individu yang menjadi sasaran. Dalam kasus Thoriq, orang tua dan keluarga mereka mungkin merasa tertekan oleh kritik yang datang dari berbagai arah. Orang tua Thoriq bisa mengalami stigma sosial atau merasa terisolasi akibat komentar negatif yang mungkin dianggap tidak adil atau merugikan. Media sosial dapat mengurangi kepercayaan terhadap komunitas online jika diskusi beralih ke arah negatif dan tidak konstruktif.
Baca Juga: FOMO Mukbang Berlebihan – Dampak Kesehatan & Psikologis
Mengatasi FOMO & Komentar Negatif
Sebelum berkomentar atau terlibat dalam perbincangan, penting untuk memverifikasi fakta dan memahami konteks sepenuhnya. Ini dapat membantu mengurangi penyebaran misinformasi dan komentar negatif yang tidak berdasar. Mengedepankan empati dan etika dalam berkomentar dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih positif dan mendukung. Menyadari dampak dari komentar kita terhadap orang lain adalah langkah penting dalam berinteraksi di sosmed.
Pengelolaan Media Sosial
Mengelola keterlibatan dengan media sosial secara bijaksana, seperti membatasi waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi atau terlibat dalam diskusi, dapat mengurangi dampak negatif dari FOMO. Mendorong diskusi yang konstruktif dan positif di media sosial, serta mempromosikan budaya saling menghormati, dapat membantu mengurangi efek negatif dari komentar dan perilaku yang tidak produktif.
Kasus Thoriq yang viral di TikTok menggambarkan bagaimana FOMO dan komentar negatif dapat mempengaruhi individu dan komunitas di media sosial. Meskipun diskusi dan opini adalah bagian alami dari interaksi online, penting untuk mengedepankan verifikasi fakta, empati, dan etika dalam berkomentar. Dengan memahami dampak dari FOMO dan komentar negatif, kita dapat berkontribusi pada lingkungan media sosial yang lebih sehat dan mendukung.