Apa Itu FOMO Fear Of Missing Out Mengapa Kita Harus Peduli?
Di era digital sering kali merasa tertinggal jika tidak mengikuti tren perasaan ini dikenal dengan istilah FOMO atau Fear of Missing Out.
Meskipun terdengar ringan, FOMO ternyata bisa membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan mental dan cara kita menjalani hidup. Yuk, kita kupas lebih dalam apa itu FOMO dan mengapa penting untuk menyadarinya. FOMO PLUS INDONESIA akan membahas lebih dalam lagi mengenai FOMO atau Fear Of Missing Out.
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah perasaan cemas atau khawatir bahwa kita sedang melewatkan sesuatu yang menyenangkan, penting, atau menguntungkan yang dialami oleh orang lain. Istilah ini pertama kali muncul di awal tahun 2000-an, namun menjadi sangat populer seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial.
Contoh sederhana dari FOMO bisa terjadi ketika kita melihat teman-teman memposting foto saat mereka menghadiri konser, liburan, atau pesta, dan kita merasa sedih atau iri karena tidak ikut serta. Meski sebelumnya kita baik-baik saja, setelah melihat unggahan tersebut, muncul perasaan tidak puas terhadap situasi yang sedang kita alami.
Mengapa FOMO Semakin Marak di Era Digital?
Sebelum hadirnya media sosial, kita tidak tahu secara detail apa yang dilakukan orang lain setiap saat. Kini, cukup membuka ponsel, kita bisa melihat kehidupan orang lain dalam sekejap: pencapaian, hubungan, kegiatan sosial, hingga barang-barang yang mereka beli. Hal ini menciptakan tekanan sosial untuk selalu terhubung, terlibat, dan tampil “sempurna”.
Media sosial hanya menampilkan highlight, bukan realita utuh. Namun otak kita sering tertipu dan membandingkan kehidupan kita secara keseluruhan dengan potongan terbaik dari kehidupan orang lain. Perbandingan ini sering kali tidak adil dan memicu rasa tidak cukup—tidak cukup sukses, tidak cukup bahagia, atau tidak cukup menarik.
Dampak FOMO bagi Kehidupan Sehari-hari
FOMO bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik secara emosional maupun praktis:
-
Kesehatan mental: Rasa cemas, stres, hingga depresi bisa muncul karena terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
-
Produktivitas menurun: Terlalu sibuk mengikuti apa yang sedang terjadi di luar membuat kita kehilangan fokus pada tujuan pribadi.
-
Hubungan terganggu: FOMO bisa membuat seseorang merasa tidak puas dalam hubungan atau persahabatan, karena merasa orang lain selalu memiliki pengalaman yang lebih baik.
-
Kehidupan finansial: Demi ikut tren atau gaya hidup tertentu, seseorang bisa menjadi boros, bahkan berutang demi “tidak ketinggalan”.
Baca Juga: Mengatasi FOMO, Cara Menemukan Kebahagiaan di Era Digital
Cara Mengelola dan Mengurangi FOMO
Mengelola FOMO bukan berarti harus memutus hubungan dengan dunia luar. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
-
Sadari pemicunya: Perhatikan kapan dan mengapa FOMO muncul. Kesadaran ini adalah langkah awal untuk mengendalikannya.
-
Kurangi waktu di media sosial: Cobalah digital detox atau set waktu khusus untuk berselancar di media sosial.
-
Fokus pada diri sendiri: Alihkan perhatian ke pencapaian dan pengalaman pribadi. Buat daftar hal-hal yang disyukuri setiap hari.
-
Latih kesadaran penuh (mindfulness): Hadir secara utuh di momen saat ini membantu kita merasa lebih puas dan tenang.
-
Rangkul JOMO (Joy of Missing Out): Belajar menikmati momen tanpa tekanan untuk selalu terlibat dalam segala hal.
Mengapa Kita Harus Peduli terhadap FOMO?
FOMO bukan hanya soal kehilangan momen tertentu ini tentang bagaimana kita memandang dan menghargai hidup kita sendiri. Jika dibiarkan, FOMO bisa menciptakan gaya hidup yang tidak otentik, penuh pencitraan, dan menjauhkan kita dari nilai-nilai yang sebenarnya penting.
Dengan mengenali FOMO dan berani melawan arus, kita bisa membangun kehidupan yang lebih sadar, lebih tenang, dan lebih memuaskan. Kita tidak harus mengikuti semua hal untuk bisa bahagia. Kadang, justru dengan melewatkan hal-hal tertentu, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai Fomo hanya di FOMO PLUS INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari djkn.kemenkeu.go.id
- Gambar Kedua dari bola.com