Arkhan Kaka Dibully Netizen – Berdampak Ke Mentalnya
Arkhan Kaka – Kasus bullying atau perundungan yang dialami oleh seseorang. Termasuk individu seperti Arkhan Kaka, dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental dan kesejahteraan emosionalnya.
Baru-baru ini ramai di sosial media tentang anak didik Indra yakni Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF U-19. Arkhan Kaka yang baru saja berusia 17 tahun, dirinya di bully oleh publik di sosial media baik di komentar ataupun berupa bentuk vidio pendek di platform Tiktok. Bagi Indra sendiri hal ini sangat tidak benar, karena Arkhan adalah pemain muda, yang terkadang bisa bermain dengan baik, ataupun sebaliknya. Pembulyan ini terjadi bisa saja ada beberapa netizen yang memberikan kritik dan saran cara bermain arkhan. Ada pula yang beberapa netizen hanya ikut-ikutan (FOMO). Hal ini pun bisa berdampak ke mental dan emosionalnya. Berikut adalah gambaran mengenai fenomena ini, dampak yang mungkin timbul, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut.
Reaksi FOMO Dari Netizen
FOMO adalah perasaan cemas atau takut bahwa orang lain mungkin mengalami sesuatu yang kita tidak alami. Dalam konteks bullying, netizen yang mengikuti tren atau berita terbaru mungkin merasa terdorong untuk ikut berkomentar atau membagikan informasi tentang kasus tersebut. Komentar yang menghina, meremehkan, atau mengkritik secara tidak adil bisa memperburuk dampak psikologis pada korban. Di sisi lain, dukungan dan empati dari netizen bisa membantu, tetapi kadang-kadang ini juga bisa terasa tidak tulus atau tidak memadai jika korban merasa terlalu banyak diperhatikan.
Baca Juga: Cipel (Syifa & Elrumi) Apakah Netizen Hanya FOMO Trending?
Dampak Bullying Arkhan Kaka
Berikut ini dampak dari bully yang di rasakan para korban, termasuk Arkhan:
- Reaksi Emosional: Korban bullying sering kali mengalami stres dan kecemasan yang tinggi, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka sehari-hari.
- Rasa Tidak Aman: Terus-menerus mendapatkan perhatian negatif atau kritikan bisa membuat seseorang merasa tidak aman dan tidak nyaman.
- Gejala Depresi: Bullying dapat memperburuk risiko depresi, dengan gejala seperti perasaan sedih yang mendalam. Kehilangan minat dalam aktivitas yang sebelumnya disukai, dan gangguan tidur.
- Pengaruh pada Kesehatan Mental: Tekanan emosional yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesejahteraan mental secara keseluruhan dan memicu masalah kesehatan mental jangka panjang.
Langkah-Langkah Mengatasi Bullying
Adapun langkah-langkah yang bisa di lakukan untuk mengatasi bullying, sebagai berikut:
- Keluarga dan Teman: Dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman dapat membantu korban merasa lebih aman dan didukung.
- Komunitas Online: Bergabung dengan kelompok atau komunitas yang memberikan dukungan positif dan aman bisa membantu mengurangi dampak negatif.
- Psikoterapi: Mengunjungi seorang profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater bisa membantu korban mengatasi dampak emosional dan mendapatkan strategi untuk menangani stres.
- Konseling: Konseling juga bisa memberikan alat untuk membangun ketahanan emosional dan strategi coping.
- Pendidikan tentang Bullying: Meningkatkan kesadaran tentang bullying dan dampaknya dapat membantu mengurangi stigma dan mendorong perilaku yang lebih suportif.
- Pelatihan Media Sosial: Edukasi mengenai penggunaan media sosial yang sehat dan etika berkomentar juga penting untuk mengurangi efek bullying di platform online.
- Kebijakan Anti-Bullying: Menerapkan dan mendukung kebijakan anti-bullying di sekolah, tempat kerja, dan komunitas dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman.
- Laporan dan Penanganan Kasus: Melaporkan kasus Bullying dan mengambil tindakan yang sesuai dapat membantu menghentikan siklus kekerasan dan mendukung korban.