Cara Menghindari Fomo dan Hidup Bahagia Tanpa Rasa Cemas
Di era digital dan media sosial seperti sekarang banyak orang tanpa sadar mengalami FOMO, berikut adalah cara menghindari FOMO.
Perasaan ini sering muncul saat melihat unggahan teman yang sedang liburan, membeli barang baru, atau meraih sukses lebih dulu. Jika tidak dikendalikan, FOMO bisa memicu stres, kecemasan, bahkan depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali cara menghindari FOMO agar bisa hidup lebih tenang dan bahagia. FOMO PLUS INDONESIA akan membahas beberapa langkah praktis untuk melakukannya.
Sadar dan Terima Bahwa Setiap Orang Punya Waktu yang Berbeda
Langkah pertama untuk menghindari FOMO adalah menyadari bahwa setiap orang memiliki jalan hidup dan waktunya masing-masing. Hanya karena seseorang sudah sukses di usia 25, bukan berarti kamu tertinggal jika belum mencapainya.
Perbandingan sosial sering menjadi akar dari FOMO. Sadari bahwa media sosial hanya menampilkan sisi terbaik dari kehidupan seseorang. Di balik foto-foto sempurna itu, mungkin mereka juga memiliki masalah dan tantangan yang tidak diperlihatkan. Fokus pada perjalanan hidupmu sendiri dan jangan merasa bersalah jika ritmemu berbeda dari orang lain.
Batasi Waktu Bermain Media Sosial
Media sosial adalah ladang subur untuk FOMO. Terlalu sering scrolling Instagram, TikTok, atau Facebook dapat memicu rasa iri dan tidak puas terhadap hidup sendiri. Untuk itu, penting sekali membatasi waktu penggunaan media sosial.
Kamu bisa mulai dengan menentukan waktu khusus untuk membuka media sosial, misalnya hanya 30 menit di pagi dan malam hari. Gunakan aplikasi pengatur waktu jika perlu. Selain itu, kurasi juga akun-akun yang kamu ikuti—hindari akun yang membuat kamu merasa kurang, dan ikuti akun yang memberikan motivasi, edukasi, dan energi positif.
Baca Juga: Anak Muda dan Kecemasan Sosial: Apa Hubungannya dengan FOMO?
Latih Rasa Syukur Setiap Hari
Salah satu cara paling efektif untuk hidup lebih bahagia dan lepas dari FOMO adalah dengan melatih rasa syukur. Ketika kamu mulai menghargai apa yang sudah kamu miliki, keinginan untuk mengejar hal-hal yang dimiliki orang lain akan berkurang.
Luangkan waktu setiap hari untuk menuliskan tiga hal yang kamu syukuri, sekecil apa pun itu. Bisa berupa makanan favorit hari ini, obrolan dengan teman, atau sekadar bisa bangun pagi dengan sehat. Dengan melatih pikiran untuk melihat hal-hal positif, kamu akan lebih mudah merasa puas dan bahagia dalam hidup.
Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
FOMO sering muncul karena kita terlalu terobsesi dengan hasil akhir, bukan perjalanan menuju ke sana. Lihatlah proses yang kamu jalani sebagai sesuatu yang berharga. Apapun bidangnya—karier, pendidikan, atau hubungan—setiap langkah kecil patut dihargai.
Alih-alih merasa minder karena belum sukses seperti orang lain, coba renungkan apa yang sudah kamu capai sejauh ini. Rayakan pencapaian kecil, dan terus bergerak maju tanpa terburu-buru. Hidup bukan lomba lari, melainkan perjalanan yang harus dinikmati.
Perkuat Hubungan Sosial yang Nyata
Ironisnya, FOMO yang sering dipicu oleh interaksi digital bisa dikurangi dengan memperkuat hubungan sosial yang nyata. Bertemu teman, keluarga, atau berbicara langsung dengan orang lain bisa memberikan kebahagiaan dan kepuasan emosional yang jauh lebih dalam dibanding like dan komentar di media sosial.
Luangkan waktu untuk terhubung secara nyata dengan orang-orang yang kamu cintai. Aktivitas sederhana seperti makan bersama, jalan-jalan, atau sekadar ngobrol santai bisa memperkuat ikatan emosional dan memberikan rasa memiliki yang sejati.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai FOMO hanya di FOMO PLUS INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari blog.eku.id
- Gambar Kedua dari lifestyle.kompas.com