Diduga Positif Narkoba, Suhartina Dipaksa Mundur Jadi Cawagub Maros
Suhartina Bohari, calon Wakil Bupati Maros, terpaksa mundur dari pencalonannya setelah diduga hasil tes narkoba yang dilakukan menunjukkan hasil positif.
Kasus ini telah menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan masyarakat serta memicu berbagai spekulasi mengenai keabsahan hasil tes tersebut. Mari kita lihat ulasan lengkapnya dariĀ FOMO PLUS INDONESIA ini tentang kasus Suhartina yang diduga positif narkoba.
Hasil Tes yang Kontroversial
Suhartina Bohari, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati Maros, dinyatakan positif mengonsumsi metamfetamin atau sabu-sabu berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh BNN Sulsel. Ketua Tim Pemeriksaan Narkotika Pilkada Sulsel 2024, Sudarianto, mengungkapkan bahwa dari 140 calon kepala daerah yang dites urinenya, hanya Suhartina yang terindikasi positif. Pemeriksaan dilakukan tiga kali untuk memastikan hasilnya, dan setiap kali hasilnya tetap menunjukkan positif.
Namun, Suhartina merasa ada kejanggalan dalam hasil tes tersebut. Ia mengklaim bahwa hasil tes yang dilakukan oleh BNN Pusat menunjukkan hasil negatif. “Saya langsung tes narkoba di BNN pusat setelah mendengar kabar dari BNN Sulsel. Hasilnya negatif,” ungkap Suhartina. Perbedaan hasil tes ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan dan integritas proses pemeriksaan yang dilakukan.
Suhartina merasa bahwa ada konspirasi untuk menggugurkan pencalonannya. Ia menilai ada pihak yang membocorkan hasil pemeriksaan kesehatan dan narkoba sebelum ia sendiri mengetahuinya. “Hasil pemeriksaan kesehatan saya sudah diketahui oleh Pak Bupati jauh hari sebelum saya mengetahuinya. Itu kan tidak boleh, harusnya saya yang tahu lebih dulu,” kata Suhartina. Ia juga menyampaikan bahwa sampai saat ini belum menerima kertas surat hasil pemeriksaan kesehatan dan narkoba secara resmi.
Suhartina telah melaporkan kasus ini ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel untuk mencari keadilan dan penjelasan lebih lanjut. Ia berharap bahwa Bawaslu dapat memberikan penjelasan yang jelas mengenai perbedaan hasil tes tersebut dan memastikan bahwa proses pemeriksaan dilakukan dengan transparan dan adil.
Baca Juga: Transformasi Pengemis Asal Korut yang Berubah Jadi Bintang K-pop Korsel
Rekomendasi Rehabilitasi
BNN Sulsel merekomendasikan agar Suhartina Bohari mengikuti program rehabilitasi setelah hasil tes menunjukkan positif metamfetamin. Koordinator Rehabilitasi BNN Sulsel menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) BNN dan hasilnya telah dikonfirmasi melalui laboratorium BNN Cabang Makassar. “Pemeriksaan ini dilakukan tiga kali karena pada tes pertama ditemukan hasil yang positif maka untuk memastikan dilakukan lagi tes kedua,” jelas Sudarianto.
Kasus ini telah menimbulkan dampak signifikan pada Pilkada Maros. Suhartina yang sebelumnya diharapkan menjadi calon kuat untuk posisi Wakil Bupati kini harus mundur dari pencalonannya. Hal ini membuka peluang bagi calon lain untuk maju dan menggantikan posisinya. Pasangan calon Bupati Maros, Chaidir Syam, juga harus mencari pasangan baru untuk melanjutkan kampanye mereka.
Masyarakat Maros dan pengamat politik memberikan berbagai tanggapan mengenai kasus ini. Beberapa pihak mendukung langkah BNN Sulsel dan menilai bahwa pemeriksaan narkoba adalah langkah penting untuk memastikan bahwa calon kepala daerah bebas dari penyalahgunaan narkoba. Namun, ada juga yang meragukan keabsahan hasil tes dan mendukung Suhartina dalam mencari keadilan.
Pengamat politik lokal, Dr. Andi Rahmat, menyatakan bahwa kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan integritas dalam proses pemeriksaan kesehatan dan narkoba bagi calon kepala daerah. “Perbedaan hasil tes antara BNN Sulsel dan BNN Pusat menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan proses pemeriksaan. Hal ini harus diselidiki lebih lanjut untuk memastikan bahwa tidak ada kecurangan atau konspirasi dalam proses ini,” kata Dr. Rahmat.
Langkah Selanjutnya
Suhartina berencana untuk terus memperjuangkan haknya dan mencari keadilan melalui jalur hukum. Ia berharap bahwa Bawaslu dan pihak berwenang lainnya dapat memberikan penjelasan yang jelas dan memastikan bahwa proses pemeriksaan dilakukan dengan transparan dan adil. “Saya akan terus berjuang untuk mencari keadilan dan memastikan bahwa kebenaran terungkap,” tegas Suhartina.
Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi semua pihak mengenai pentingnya integritas dan transparansi dalam proses pemilihan kepala daerah. Pemeriksaan kesehatan dan narkoba harus dilakukan dengan standar yang tinggi dan hasilnya harus dapat dipercaya oleh semua pihak. Hanya dengan cara ini, kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan dapat terjaga.
Kesimpulan
Kasus Suhartina Bohari yang diduga positif narkoba telah menimbulkan kontroversi dan perdebatan di kalangan masyarakat Maros. Perbedaan hasil tes antara BNN Sulsel dan BNN Pusat menimbulkan pertanyaan besar mengenai keabsahan proses pemeriksaan. Suhartina merasa ada konspirasi untuk menggugurkan pencalonannya dan berencana untuk mencari keadilan melalui jalur hukum.
Kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan integritas dalam proses pemeriksaan kesehatan dan narkoba bagi calon kepala daerah. Masyarakat berharap bahwa pihak berwenang dapat memberikan penjelasan yang jelas dan memastikan bahwa proses pemeriksaan dilakukan dengan adil dan transparan.
Sekian informasi yang kami berikan kepada kalian tentang kasus Suhartina yang diduga positif narkoba. Jika anda tertarik dengan penjelasan yang kami berikan, maka kunjungi juga kami tentang penjelasan yang lainnya hanya dengan klik link viralfirstnews.com.