Fenomena FOMO Workout: Bahaya Jika Kondisi Jantung Belum Diperiksa
Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) kini merambah dunia kebugaran, memunculkan tren yang dikenal sebagai FOMO workout.
Banyak orang merasa terdorong untuk ikut berolahraga bukan karena kebutuhan fisik, melainkan agar tidak ketinggalan tren yang ramai di media sosial. Latihan kebugaran pun menjadi ajang eksistensi dan pembuktian diri. Namun, munculnya fenomena FOMO Workout Fear of Missing Out pada aktivitas olahraga menyisakan risiko kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius.
Terutama bagi kondisi jantung yang belum diperiksa secara menyeluruh. Di bawah ini FOMO PLUS INDONESIA akan membahas bahaya FOMO workout jika dilakukan tanpa cek kondisi jantung terlebih dahulu serta saran dari para dokter ahli.
Apa Itu FOMO Workout dan Mengapa Perlu Diwaspadai?
FOMO Workout merupakan istilah yang menggambarkan rasa takut ketinggalan atau kehilangan kesempatan untuk berolahraga seperti tren yang sedang populer. Orang-orang terdorong untuk mengikuti rutinitas olahraga yang sedang booming tanpa memikirkan kesiapan fisik atau kondisi kesehatan mereka.
Fenomena ini tidak hanya sekadar soal tren, tetapi dapat membawa dampak serius jika aktivitas olahraga dilakukan tanpa persiapan yang matang dan penyesuaian dengan kemampuan tubuh masing-masing.
Menurut dr. Muhammad Agi R., Sp.JP, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, melakukan olahraga berat secara mendadak dapat memicu peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang berimplikasi pada peningkatan detak jantung, tekanan darah, serta aktivitas metabolisme glikogenolisis dan lipolisis.
Meskipun kondisi ini normal dalam batas tertentu, risiko menjadi nyata ketika latihan tersebut melampaui kemampuan tubuh, khususnya bagi mereka yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan jantung sebelumnya.
Zona Latihan dan Pentingnya Penyesuaian Intensitas
Salah satu kunci penting dalam menjalani olahraga dengan aman adalah memahami zona latihan. Zona latihan dibagi menjadi lima tingkat intensitas, mulai dari zona 1 dan 2 yang merupakan latihan ringan. Zona 3 digunakan untuk latihan dengan intensitas sedang. Sedangkan zona 4 dan 5 termasuk kategori latihan berat hingga sangat berat.
Tidak semua individu memiliki kondisi jantung yang sama, sehingga latihan intensitas tinggi tanpa adaptasi yang tepat dapat berisiko. Melakukan latihan berat secara tiba-tiba dapat memicu masalah jantung serius, seperti aritmia dan serangan jantung mendadak.
Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan skrining kesehatan, terutama kesehatan jantung, sebelum memulai latihan intensif. Tes dan konsultasi dengan tenaga medis dapat membantu menilai batas aman bagi masing-masing individu.
Memulai dari intensitas rendah dan secara bertahap meningkatkan beban latihan adalah strategi yang bijaksana. Pendekatan ini membantu tubuh beradaptasi secara aman dan mengurangi risiko masalah kesehatan.
Baca Juga:
Risiko yang Mengintai Jika Mengabaikan Kesiapan Jantung
Olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Namun, risiko muncul jika memaksakan diri berolahraga berat tanpa persiapan yang cukup. Dokter Tirta, seorang dokter dan selebgram kesehatan, menegaskan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko masalah jantung.
Orang yang jarang berolahraga dan langsung melakukan aktivitas intensif berisiko tinggi mengalami serangan jantung atau cedera serius. Selain risiko kesehatan jantung, FOMO Workout juga dapat menyebabkan cedera otot, ligamen, dan overtraining.
Overtraining dapat menyebabkan kelelahan ekstrem, penurunan performa, dan kerusakan tubuh jangka panjang. Dr. Tirta menyarankan memulai olahraga dari intensitas ringan terlebih dahulu. Kemudian, secara perlahan meningkatkan intensitas sesuai kemampuan tubuh agar risiko cedera dan masalah jantung dapat diminimalisir.
Dampak Psikologis dan Sosial Dari FOMO Workout
Fenomena FOMO tidak hanya berlaku dalam konteks media sosial dan gaya hidup, tetapi juga berpengaruh pada aspek mental dan emosional pelaku olahraga. Rasa takut ketinggalan membuat orang sering memaksakan diri berolahraga meskipun tubuh belum sepenuhnya pulih atau sedang mengalami rasa sakit.
Hal ini meningkatkan risiko cedera dan dapat memicu kecemasan serta perasaan tidak cukup baik jika tidak mengikuti tren olahraga tertentu. FOMO Workout juga dapat menurunkan rasa percaya diri dan kepuasan terhadap performa pribadi, terutama ketika membandingkan diri dengan orang lain di media sosial.
Tekanan untuk tampil sempurna dan berprestasi secara terus-menerus tanpa jeda bisa menyebabkan stres berlebih. Dampaknya, kesehatan mental pelaku olahraga bisa terganggu secara serius. Oleh karena itu, penting untuk mengelola rasa takut ketinggalan agar tetap menjaga keseimbangan fisik dan emosional.
Strategi Mengelola FOMO Workout Untuk Kesehatan Jantung dan Mental
Mengatasi FOMO Workout bukan berarti menolak olahraga, melainkan mengelolanya dengan bijaksana agar manfaat kesehatan tetap diperoleh tanpa risiko berlebihan. Berikut beberapa strategi yang dianjurkan oleh para ahli dan praktisi olahraga:
- Melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu: Sebelum memulai olahraga berat, sebaiknya konsultasi dengan dokter dan melakukan skrining jantung untuk memastikan kondisi tubuh aman untuk aktivitas fisik intensitas tinggi.
- Memahami dan menyesuaikan zona latihan: Menyadari batasan intensitas latihan dan memulai dari zona ringan hingga bertahap meningkat sesuai kemampuan tubuh dapat menghindari risiko komplikasi jantung.
- Pendekatan mindful dalam olahraga: Fokus pada pengalaman dan kemampuan diri sehingga olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan tanpa tekanan untuk selalu mengikuti tren atau orang lain.
- Mengatur penggunaan media sosial: Batasi paparan terhadap konten yang menimbulkan FOMO demi menjaga kesehatan mental dan mengurangi stres berlebihan.
- Membangun komunitas olahraga nyata: Bergabung dengan klub olahraga offline untuk mendapatkan dukungan sosial dan memupuk kebiasaan sehat tanpa harus terjebak dalam ekspektasi dari media sosial.
Kesimpulan
FOMO Workout adalah fenomena modern yang mendorong orang untuk berolahraga tanpa memeriksa kesiapan fisik dan kesehatan jantung mereka. Risiko serangan jantung dan cedera serius bisa terjadi jika seseorang langsung memulai olahraga berat tanpa persiapan yang cukup.
Pemeriksaan medis sebelum memulai program latihan sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh. Memahami zona latihan dan menerapkan pendekatan bertahap dapat membantu mencegah overtraining dan cedera. Kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan dan pengelolaan latihan perlu terus ditingkatkan di masyarakat.
Tren hidup sehat dan olahraga yang meningkat sebaiknya diimbangi dengan pengetahuan tentang batas kemampuan tubuh. Mengelola FOMO Workout secara bijaksana akan memastikan manfaat olahraga dapat dinikmati secara aman. Penting untuk tidak terjebak dalam tekanan tren yang berisiko bagi kesehatan jantung dan tubuh.
Dengan menjaga kesehatan jantung dan memahami kemampuan diri, olahraga bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Simak dan ikuti terus FOMO PLUS INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan berbagai informasi menarik lainnya terkait FOMO dan tips mengatasinya, yang kami berikan setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.zalora.co.id
- Gambar Kedua dari www.cnbcindonesia.com