|

Gen Z – Kenapa Selalu Ikut-ikutan Saat Bersosial Media?

bagikan

Gen Z – Kita pasti sudah tahu di zaman sekarang jika ingin melakukan sesuatu harus ada handphone, kamu pasti juga salahsatunya kan?

Gen Z - Kenapa Selalu Ikut-ikutan Saat Bersosial Media?

Orang kepikiran aja dengan kalimat baru, mau ikutan pakai ah. Itu adalah contoh kecil dari tren “fomo” nya generasi z atau yang biasa disebut dengan Gen Z. Tentu saja sebagai masyarakat generasi Z tidak boleh tertinggal tren. Mereka paling lama bermain sosial media jika dibandingkan dengan generasi lainnya. Menurut survey bahwa 58% generasi z mengahabiskan waktu lebih dari satu jam hanya untuk bermain sosial media.

Menonton series, membaca webtoon ataupun lainnya, dan berkomentar di sosial media memang sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Berselayar di sosial media dan menjadi netizen aktif itulah tugasnya. Banyak sekali hal menarik yang diperlihatkan di handphone sehingga kita semua ingin terus menonton dan berlama-lama membaca, dan berkomentar, benar ga? Semakin canggih dunia teknologi semakin membuat kita terkecoh dan terjerumus dengan dunia maya ini. Dengan fakta yang saya punya yaitu teman dekat saya yang memang terus-terusan ingin bersosial media. Tidak usah jauh-jauh sayapun terkadang juga seperti itu. apakah kamu juga sama atau gak nih?

Alasan Gen Z Sering Fomo

Mereka yang sudah berkegantungan dengan handphone apalagi sosial media, juga bisa menimbulkan perilaku fear of missing out atau sering disingkat menjadi fomo. Yakni perilaku cemas ketika tertinggal sebuah tren, sehingga membuat mereka selalu membuka sosial media mereka. Biasanya anak-anak yang lepas dari pantauan orang tuanya, aktif terus berkomentar mengikuti apa yang sedang tren sekarang ini, tanpa tahu atau tidak maksud dari komentarnya sendiri. Banyak sekali kasus anak-anak kecil ikut berkomentar yang tidak mengenakan atau tidak sopan hanya karena memang ingin ikut-ikutan tren saja. Seperti contoh komentar pada platform hits tiktok “ih mukanya baby blues banget” padahal belum tentu mereka mengerti apa arti sebenarnya dari baby blues, benerkan? Perilaku fomo juga bisa disebabkan karena dirimu niat ikut-ikutan tanpa tau kebenaran, arti dan makna yang sebenarnya. Kamu jangan menjadi masyarakat seperti itu ya!

Baca Juga: Study Twitter – Platform Pembangun Tumbuhnya FOMO Positif

Apa Saja Bahaya Jika Selalu Bersosial Media

Apa-Saja-Bahaya-Jika-Selalu-Bersosial-Media

Saat mereka sudah menyelam pada ruang sosial media, biasanya sering didapati mengeluarkan komentar jahat pada orang lain. Hal ini berbahaya karena bisa menimbulkan cyberbullying. Komentar dan sindiran jahat itu bisa membuat orang lain sakit hati. Cyberbullying bisa membuat psikis seseorang terganggu, contohnya merasa cemas, takut, dan parahnya gejala depresi. Perilaku fomo mendorong generasi z untuk terus mencari informasi. terkadang juga sampai terlalu banyak memberikan informasi yang berlebih. Hal ini berisiko menjadikan mereka sebagai predator online, pornografi, dan bahkan kekerasan. Dampak lainnya juga bisa membuat orang tidak peka terhadap sekitar. Ini pasti berkaitan dalam pandangan psikologis.
Generasi z yang tumbuh dengan teknologi yang canggih, dan tak bisa lepas dari sosial media. Mereka menggunakan platform hits untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, higga mencari informasi. Mengikuti semua tren yang ada mulai dari menari, membuat video, sampai tren berkomentar yang sama memang sudah menjadi tugas mereka sebagai netizen. Kita sebagai generasi z harus bisa memilah yang baik dan buruk dalam Bersosial Media.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *