Komunitas Surabaya Book Party Ajak Orang-Orang Menanggapi Fomo!

bagikan

Komunitas Surabaya Book Party berkomitmen untuk mendekatkan masyarakat kepada dunia literasi dengan cara yang unik dan inovatif.

Komunitas Surabaya Book Party Ajak Orang-Orang Menanggapi Fomo!

Dalam mengatasi fenomena yang dikenal sebagai fear of missing out (FOMO), komunitas ini berjalan di jalur yang berbeda dengan mengajak masyarakat untuk mencintai buku. Aksi ini bukan hanya menjadi respons terhadap FOMO, tetapi juga berfungsi untuk membangun budaya membaca yang kuat di kalangan warga Surabaya. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran FOMO PLUS INDONESIA.

Memahami Fenomena FOMO

FOMO, yang dikenal luas di kalangan generasi muda, menggambarkan kecemasan yang dialami seseorang ketika merasa kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial atau mengikuti tren terbaru. Ini bisa menyebabkan stres dan perasaan tidak puas yang berkepanjangan.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Surabaya Book Party mengajak masyarakat untuk beralih fokus pada pengembangan diri melalui membaca. Dengan mempromosikan literasi, komunitas ini memberikan alternatif yang lebih sehat bagi individu yang sering kali merasa tertekan oleh kebutuhan untuk selalu berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

Sejarah dan Latar Belakang Komunitas

Surabaya Book Party didirikan pada 2 Desember 2023, terinspirasi oleh Jakarta Book Party yang sudah lebih dahulu mencuri perhatian publik. Komunitas ini lahir dari keinginan untuk menciptakan ruang di mana orang dapat berkumpul untuk berbagi kecintaan mereka terhadap buku.

Bersama tersebut, anggota komunitas ini percaya bahwa dengan membaca, mereka dapat memasuki dunia baru dan memperluas wawasan serta perspektif mereka. Selama pertemuan, anggota tidak hanya membaca buku, tetapi juga berdiskusi mengenai tema-tema yang diangkat dalam bacaan mereka.

Baca Juga: FOMO Boneka Labubu: Pesona yang Menghanyutkan

Kegiatan dan Suasana Pertemuan

Setiap dua minggu sekali, Surabaya Book Party mengadakan pertemuan di ruang terbuka, yang menawarkan suasana santai dan ramah. Pertemuan ini terbuka untuk umum dan tidak selalu terkait dengan buku yang harus dibaca, sehingga setiap anggota dapat memilih buku yang mereka suka.

Di lokasi seperti Ola Space Citraland Surabaya, anggota duduk berkeliling di atas tikar, saling berbagi tentang buku yang mereka baca. Suasana menjadi lebih cair setelah sekitar 40 menit membaca diam-diam. Pada saat ini, anggota saling berinteraksi, berbagi cerita, serta memberikan rekomendasi buku yang menarik.

Format pertemuan yang bebas tema dan tanpa paksaan ini memungkinkan para peserta untuk mengeksplorasi minat bacaan mereka masing-masing. Hal ini tidak hanya mendorong pembentukan kebiasaan membaca, tetapi juga menciptakan komunitas yang solid yang sama-sama menghargai dan mencintai literasi.

Keterlibatan Beragam Usia

Komunitas ini memang memiliki daya tarik yang luas, dengan partisipasi yang melibatkan berbagai kelompok usia. Menurut Koordinator SBP, Arif Rahman Nur Fadhilah, biasanya setiap pertemuan dihadiri sekitar 30-an orang, dengan rentang usia yang beragam, mulai dari anak-anak, remaja Gen Z, hingga dewasa yang memiliki kesibukan sehari-hari.

Terdapat anggota yang berstatus mahasiswa serta pelajar SMP, menunjukkan bahwa minat terhadap literasi dapat ditemukan di kalangan muda. Hal ini memberikan harapan bahwa kecintaan terhadap buku akan terwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.

Ketika anak-anak dan remaja memiliki akses kepada buku dan inisiatif yang mendorong mereka untuk membaca, mereka tidak hanya diajarkan tentang literasi, tetapi juga tentang cara menganalisis informasi dan berpikir kritis mengenai dunia di sekitar mereka.

Mengatasi FOMO Melalui Bacaan

Mengatasi FOMO Melalui Bacaan

FOMO dalam konteks modern banyak dipicu oleh media sosial dan akses cepat terhadap berita. Banyak orang merasa tertekan untuk selalu mengikuti tren terbaru atau menjadi bagian dari momen viral. Surabaya Book Party berusaha meminimalkan tekanan tersebut dengan menawarkan jalan keluar positif.

Melalui buku, anak-anak dan orang dewasa dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan yang ditawarkan oleh dunia literasi. Membaca dapat dilihat sebagai bentuk pelarian yang sehat. Dengan merangsang imajinasi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Buku memberi pembacanya kesempatan untuk memperoleh pengetahuan sekaligus menikmati pengalaman yang mendalam tanpa tekanan yang biasanya dihadapi di kehidupan sehari-hari. Di sinilah Surabaya Book Party berupaya memainkan perannya, dengan mengajak komunitas untuk menjelajahi beragam genre bacaan, mulai dari novel, non-fiksi, hingga buku akademik.

Diskusi dan Berbagi Pengalaman

Salah satu aspek paling menarik dari pertemuan ini adalah adanya sesi berbagi dan diskusi di mana anggota dapat mengemukakan pendapat mereka tentang buku yang baru saja dibaca. Ini memberikan mereka platform untuk menyuarakan pendapat, serta mendengarkan perspektif orang lain.

Diskusi ini dapat menciptakan peluang bagi anggota untuk melihat tema atau ide yang sama dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga memperkaya pengalaman membaca mereka. Arif menjelaskan bahwa diskusi terbuka ini memberi kebebasan kepada peserta untuk mengemukakan pendapat tanpa merasa tertekan atau dihakimi.

Kebebasan ini merupakan nilai penting dalam komunitas, di mana setiap orang dihormati dan didengarkan. Bertukar pikiran menjadi salah satu faktor yang menguatkan rasa kebersamaan di antara anggota, dan ini jauh lebih bermanfaat daripada sekadar mengikuti tren di media sosial.

Dukungan Terhadap Literasi

Surabaya Book Party juga menyediakan akses bagi anggota yang tidak membawa buku. Mereka memiliki koleksi bacaan yang bisa dipinjam, sehingga setiap orang tetap memiliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi. Dengan cara ini, komunitas ini berusaha menjamin bahwa semua orang dapat menikmati aktivitas membaca, terlepas dari kemampuan finansial mereka atau ketersediaan buku.

Di samping itu, komunitas ini juga melakukan pendekatan untuk berkolaborasi dengan perpustakaan lokal, toko buku. Dan institusi pendidikan untuk mengadakan berbagai event literasi yang lebih besar. Ini tidak hanya menguntungkan komunitas, tetapi juga mendorong kesadaran di kalangan masyarakat akan pentingnya membaca.

Aturan dan Etika dalam Membaca

Walaupun komunitas ini sangat inklusif dalam hal bacaan yang dibawa, mereka tetap menerapkan aturan tertentu. Mereka mengharuskan anggotanya untuk tidak membawa buku yang bertentangan dengan paham negara. Arif tegas menjelaskan bahwa mereka ingin menjaga keselarasan dan ketentraman dalam diskusi mereka.

Aturan ini menjadi penting untuk memastikan bahwa semua diskusi tetap berada pada jalur yang sehat dan bermanfaat. Di era di mana informasi bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. Memiliki filter yang tepat untuk apa yang dibaca dan didiskusikan menjadi aspek yang krusial dalam menjaga integritas komunitas.

Kesimpulan

​Komunitas Surabaya Book Party telah menciptakan wadah yang signifikan bagi masyarakat untuk menjelajahi kekayaan literasi sambil mengatasi fenomena FOMO yang meresahkan.​ Melalui kegiatan yang menarik, inklusif, dan interaktif, komunitas ini tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga membangun jaringan sosial yang positif.

Kegiatan ini berhasil meredakan ketegangan yang ditimbulkan oleh FOMO, dan mendorong anggota untuk lebih menghargai pengalaman membaca dan berdiskusi. Surabaya Book Party adalah contoh nyata bagaimana komunitas dapat berfungsi sebagai alat untuk memperkuat budaya literasi sambil membangun keharmonisan di masyarakat. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi informasi Mengenai Komunitas Surabaya Book Party.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *