Takut Ketinggalan? Inilah Cara Mengatasi FOMO!
FOMO (Fear of Missing Out) adalah sebuah ketakutan atau kecemasan akan ketinggalan sesuatu, berikut adalah cara mengatasi FOMO.
FOMO sering kali muncul saat kita melihat postingan di media sosial tentang liburan, pencapaian karier, atau gaya hidup teman-teman kita. Tapi benarkah kita sedang tertinggal, atau hanya terjebak ilusi dunia digital? FOMO PLUS INDONESIA akan membahas cara mengatasi FOMO dengan lebih sehat dan sadar.
Pahami Apa Itu FOMO dan Dampaknya
FOMO bukan sekadar rasa iri. Ia adalah bentuk kecemasan sosial yang muncul ketika kita merasa orang lain sedang menikmati hidup yang lebih baik tanpa kehadiran kita. Ini bisa membuat kita gelisah, stres, bahkan depresi.
Dalam jangka panjang, FOMO dapat memengaruhi keseimbangan emosional, menurunkan rasa percaya diri, dan mengganggu produktivitas. Memahami bahwa perasaan ini valid tapi bisa dikendalikan adalah langkah pertama. Kita semua pernah merasa FOMO dan itu manusiawi. Tapi jangan biarkan perasaan ini memimpin hidup kita.
Batasi Paparan Media Sosial
Salah satu penyebab utama FOMO adalah terlalu sering mengonsumsi konten media sosial. Algoritma dirancang untuk menampilkan momen terbaik dari kehidupan orang lain, yang sering kali tidak mencerminkan kenyataan secara keseluruhan.
Cobalah mengatur waktu screen time harian, atau ambil waktu “puasa media sosial”. Gunakan fitur seperti mode fokus, mute story, atau unfollow sementara akun yang memicu perasaan tidak nyaman. Saat kita berhenti membandingkan hidup kita dengan versi terbaik orang lain, FOMO perlahan akan mereda.
Baca Juga: Anak Muda dan Kecemasan Sosial: Apa Hubungannya dengan FOMO?
Latih Rasa Syukur dan Fokus pada Diri Sendiri
FOMO muncul karena kita merasa kekurangan tidak cukup sukses, tidak cukup menarik, atau tidak cukup sibuk. Padahal, banyak hal yang sudah kita miliki tetapi luput dari perhatian. Melatih rasa syukur secara aktif, misalnya dengan menulis jurnal harian, bisa membantu kita melihat hidup dari sudut pandang yang lebih sehat.
Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang membuatku bahagia hari ini? Apa pencapaian kecil yang patut aku rayakan? Dengan memusatkan perhatian pada diri sendiri dan bukan pada orang lain, kita membangun ketenangan batin.
Bangun Koneksi Nyata, Bukan Hanya Digital
Ironisnya, meski FOMO sering muncul karena ingin merasa terhubung, justru hal itu bisa membuat kita merasa lebih terisolasi. Maka dari itu, penting untuk membangun hubungan yang autentik secara offline bertemu langsung dengan teman, ngobrol dengan keluarga, atau mengikuti komunitas.
Interaksi nyata sering kali lebih memuaskan daripada like dan komentar di media sosial. Dengan membangun koneksi yang bermakna, kita merasa lebih diterima dan tidak terlalu terobsesi dengan pencitraan orang lain.
Gantilah FOMO dengan JOMO
JOMO (Joy of Missing Out) adalah lawan dari FOMO. Ini adalah perasaan puas karena memilih untuk tidak ikut serta dalam segala hal demi kesehatan mental dan kebahagiaan pribadi. Memilih istirahat, menolak ajakan hang out, atau melepas tekanan untuk selalu “update” bisa jadi bentuk JOMO.
Belajar menikmati momen tanpa gangguan, merayakan kesendirian, dan mengisi waktu dengan aktivitas yang bermakna adalah cara efektif untuk mengubah pola pikir dari “aku takut tertinggal” menjadi “aku bahagia dengan pilihanku”.
Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik mengenai ulasan FOMO terbaru hanya di FOMO PLUS INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari uvers.ac.id
- Gambar Kedua dari disperkimta.bulelengkab.go.id