Virus Vomo! – Hentikan Kebiasan Buruk Belanja Skincare Online
Virus Vomo – Sekarang ini membeli produk skincare karena tidak ingin “ketinggalan” tren atau suatu momen bukanlah hal yang aneh lagi. Fenomena tidak mau ketinggalan tren ini disebut dengan (FOMO) fear of missing out.
Semenjak industri kecantikan berkembang dari tahun ke tahun, kemudian muncullah banyak produk-produk baru. (BPS) atau Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah industri kecantikan meningkat sampai 20,6 persen di 2023. Akhirnya budaya Fomo mendorong para perempuan untuk membeli produk kecantikan keluaran terbaru. Bukan itu saja, banyak perempuan yang asal membeli skincare viral secara online. Mereka tidak mempertimbangan secara panjang, seperti apa kandungan dan manfaat produk, keserasiannya dengan kondisi kulit, atau bahkan keaslian produknya.
Jika kamu salah satu dari mereka, maka sebaiknya kamu mulai mengubah perilaku belanja tersebut. Karena bisa berdampak buruk pada kulitmu, apabila kandungan skincare tidak cocok bisa merusak kulit. Karena kebutuhan dan permasalahan kulit yang dihadapi setiap orang itu berbeda. Lebih bahaya lagi jika produk yang dibeli ternyata palsu. Kamu bisa iritasi kulit dan parahnya terkena kanker kulit. Selain itu bisa jadi kamu udah membayar produk itu, tetapi saat barangnya sampai ternyata palsu, hanya memberi kekecewaan belaka.
Makanya kamu perlu berhati-hati ketika membeli produk skincare secara online. Jangan sampai karena ingin memenuhi hasrat FOMO serta tergiur dengan popularitas serta harga produknya yang murah, kesehatan kulit kamu menjadi taruhannya. Bukan itu saja, kredibilitas toko tempat membeli skincare juga sering tak di perhatikan. Hasilnya kamu mengalami kendala dalam pengiriman, barang yang tidak sesuai pesanan, atau mendapat produk tiruan.
Baca Juga: Fomo Crypto – Alasan Dan Bahayanya Jika Tanpa Pengetahuan
Mengatasi Fomo Dengan Virus Vomo
Sangat menarik nih, kini muncul virus baru dalam berbelanja online, yakni VOMO (Verifikasi, Observasi, Mudah akses info, Ofisial) . Virus yang mulai merebak di kalangan masyarakat Indonesia ini adalah kebalikan dari FOMO. VOMO dipercaya bisa membantu para konsumen agar tidak mudah tergiur dengan penawaran produk skincare yang dijual secara online, juga mencegah konsumen agar tidak tertipu dengan produk skincare yang palsu terjual di berbagai platform digital.
Jika melihat (BSSN) data Badan Siber dan Sandi Negara pada tahun 2023, jumlah korban penipuan online mencapai 128.000 pengguna sepanjang tahun 2023. Jumlah ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak ahli yang berpendapat bahwa budaya FOMO dalam berbelanja online menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus penipuan online. Banyak pembeli yang tidak berhati-hati dan terlalu tergesa-gesa saat membeli suatu barang secara online. Jadi dampaknya, mereka mudah sekali menjadi korban penipuan online.
Jadi, merebaknya virus VOMO juga dinilai menarik karena dapat mengurangi jumlah korban penipuan online di berbagai platform digital, termasuk e-commerce. Tapi sayangnya, sampai sekarang, masih belum diketahui asal-usul dan penjelasan lebih lengkap mengenai virus VOMO. Namun yang pasti, konsumen yang sudah tau #ingatVOMO dipercaya bisa terhindar dari keinginan melakukan impulsive buying akibat FOMO.