Mendaki Gunung Bukan Untuk Pria Fomo Dan Lemah

bagikan

Mendaki Gunung adalah salah satu hobi dari berbagai macam kegiatan kebanyakan laki-laki ataupun perempuan yang suka berpetualang dengan alam.

Mendaki-Gunung-Bukan-Untuk-Pria-Fomo-Dan-Lemah

Mendaki gunung menjadi salah satu kegiatan yang banyak dipilih oleh beberapa orang. Alasannya pun berbagai macam ada yang ingin mencari ketenangan dari hiruk pikuk kota, sampai menikmati indahnya pemandangan alam bebas dari ketinggian. Walaupun terlihat sangat menyenangkan, tetapi mendaki gunung tidak di peruntukan orang-orang yang FOMO dan punya mental lemah. Berdasarkan pengalaman yang penulis rasakan dan penuturan beberapa orang, pendaki FOMO banyak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Apa Sih Fomo Itu?

Fomo adalah sebuah istilah yang diangkat dari bahasa inggris yaitu Fear Of Missing Out (takut kehilangan momen atau bisa dikatakan juga perasaan takut ketinggalan tren). FOMO bisa dikatakan sebagai sebuah perasaan cemas dan takut yang muncul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan suatu hal yang baru, baik berita, tren, atau lainnya. Penyebab FOMO yang ber efek besar adalah penggunaan media sosial. Berkembangnya teknologi saat ini membuat kita dapat dengan mudah menerima jutaan informasi di luar sana, contohnya melalui Tiktok. Aplikasi yang sedang populer dan memiliki banyak pengguna di seluruh dunia ini memiliki fitur-fitur yang mendukung untuk update video.

Baca Juga: Pentingnya Jomo Untuk Menghindari Fomo

Mendaki Gunung Namun Banyak Mengeluh

Mendaki-Gunung-Namun-Banyak-Mengeluh 

Gunung mempunyai banyak tantangan. Salah satunya yakni jalur pendakian yang sulit dilewati sehingga membutuhkan tenaga lebih dan peralatan yang membantu/peralatan lengkap. Trek yang akan dilalui oleh pendaki kadang-kadang juga tak terduga. Jalan tanah dan bebatuan yang dikelilingi oleh rimbunnya pohon, belum lagi jika ada kabut menjadi tantangan dalam melakukan pendakian. Ditambah lagi, jika cuaca sedang tidak mendukung, seperti munculnya hujan ataupun badai yang entah darimana datangnya akan menambah kesulitan perjalanan. Trek akan menjadi basah dan menyebabkan jalan menjadi licin. Yang lebih di takutkan dan sangat berbahaya, hujan lebat akan memungkinkan beberapa material seperti tanah ataupun batu jatuh dari bukit yang tinggi.

Bukan hanya medan yang sulit saja, juga terdapat fauna hutan yang tinggal di pegunungan bisa menjadi rintangan. Adanya kemungkinan kucing hutan, kera, babi hutan, sampai fauna kecil seperti nyamuk tentu akan menghambat perjalanan mendaki gunung. Semua rintangan itu akan menjadi masalah tersendiri bagi para pendaki yang sekedar FOMO. Yaps hanya demi selembar foto yang akan diunggah di media sosial. Pendaki FOMO yang tidak melakukan riset lokasi biasanya kurang matang dalam hal mental maupun tenaga, apalagi soal fisik. Tidak jarang, ketika menerima fakta jika mendaki gunung itu sulit, mereka menyerah ditengah jalan entah karena medan yang sulit, atau kaki yang sakit, bahkan kelelahan. Bukannya melanjutkan perjalanan, pendaki yang hanya ikut-ikutan akan menyerahkan barang bawaannya kepada teman yang lain, ini membuat beban yang dibawa teman pendakiannya menjadi dua kali lipat lebih berat. Di sinilah pentingnya riset lokasi sebelum melakukan pendakian, agar bisa mempersiapkan semua kebutuhan dan pendakianmu tetap aman/nyaman.

Kesimpulan

Saat ini mendaki gunung sudah menjadi tren yang diminati anak muda. Tetapi tidak sedikit diantaranya yang hanya sekedar ikut-ikutan atau ingin eksis di media sosial. Edukasi, tips manajemen perjalanan itu penting sekali buat para pendaki gunung agar menghindari faktor risiko terburuk seperti tersesat, kedinginan, bisa sampai meninggal. Jadi, jika kamu hanya sekedar ikut-ikutan dan gaya-gayaan dengan mendaki gunung, lebih baik hal tersebut kamu batalkan saja. Nyawa kamu cuma satu, tentu tidak sebanding dengan beberapa foto yang kamu dapatkan demi sosmed. Tapi, jika kamu benar-benar mempersiapkan diri dengan benar saat mendaki gunung, pastikan persiapkan fisik, mental, dan juga perbekalan yang cukup serta didampingi oleh seseorang yang sudah ahli tentang trek Pendakian Gunung yang Coolins incar.  Dengan begitu, Coolins tidak akan di cap sebagai pendaki yang menyebalkan dan terkesan cuma ikut-ikutan.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *