Perencanaan Finansial Kekhawatiran Orangtua Milenial di Era FOMO Parenting
Finansial Kekhawatiran Orangtua Milenial di era Di era FOMO parenting, orangtua milenial menghadapi berbagai tantangan finansial yang signifikan.
Salah satu langkah penting dalam perencanaan finansial adalah merumuskan anggaran yang realistis untuk memahami alur pendapatan dan pengeluaran keluarga. Orangtua perlu mengidentifikasi prioritas pengeluaran, seperti pendidikan anak, biaya kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya, serta mengevaluasi pengeluaran yang bisa diminimalkan. Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana kekhawatiran finansial ini muncul dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Apa Itu FOMO Parenting?
FOMO parenting adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas orangtua yang takut anak mereka ketinggalan tren atau pengalaman yang dianggap penting oleh orang lain. Ini sering kali dipicu oleh media sosial di mana orangtua saling ternak menunjukkan hal-hal terbaik yang terjadi pada anak mereka. Misalnya, melihat postingan teman yang membawa anak ke kelas seni mahal atau liburan ke tempat-tempat eksotis. Tentu saja, perasaan seperti ini membuat orangtua menganggap bahwa mereka harus melakukan hal yang sama, meskipun itu bisa membebani keuangan mereka.
Fenomena ini kadang membuat orangtua milenial merasa terjebak dalam siklus untuk terus memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan anak. Kegiatan anak pun semakin melibatkan biaya yang tidak sedikit. Dari berbagai kelas ekstrakurikuler yang beragam, hingga program pendidikan yang sering kali terasa lebih mahal daripada yang bisa dicapai. Semua ini menambah lapisan stres pada keuangan orangtua sambil terus mengejar pencapaian agar anak tidak tertinggal dari teman-teman mereka.
Mengapa Kekhawatiran Finansial Begitu Besar?
Kekhawatiran finansial di kalangan orangtua milenial bisa dibilang sangat nyata dan beralasan. Berikut ini beberapa faktor yang membuat tekanan ini semakin meningkat:
1. Biaya Pendidikan yang Melambung
Satu dari sekian banyak aspek yang membuat orangtua khawatir adalah biaya pendidikan. Mulai dari paud (pendidikan anak usia dini) hingga biaya kampus, semua itu terasa semakin mahal. Banyak orangtua merasa bahwa mereka harus memberikan pendidikan terbaik untuk anak mereka agar bisa bersaing di masa depan. Belum lagi jika ada kebutuhan akan sekolah internasional atau lembaga pendidikan yang menawarkan kurikulum khusus.
Misalnya, ada orangtua yang merasa perlu menyekolahkan anaknya di sekolah yang mahal hanya karena teman-teman sekitarnya melakukan hal yang sama. Dan ini bisa menguras tabungan keluarga hanya demi label “sekolah bagus”.
2. Kesehatan dan Perawatan Anak
Tidak hanya pendidikan, kesehatan anak juga menjadi perhatian besar bagi orangtua. Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, banyak orangtua, terutama milenial, berusaha memberikan yang terbaik untuk kesehatan buah hati mereka. Dari menyewa konsultan gizi hingga membawa anak ke dokter spesialis, semua itu tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Ketika melihat postingan orang lain yang membawa anak ke tempat-tempat kesehatan atau klinik spesialis termahal, orangtua pun merasa harus melakukan hal yang sama—walaupun mungkin hal tersebut tidak diperlukan.
3. Gaya Hidup Modern
Media sosial terus mendorong orangtua untuk membandingkan gaya hidup mereka dengan orang lain. Lihat saja tren yang muncul; mulai dari stroller terkini, pakaian bayi branded, hingga mainan edukasi dengan harga selangit. Orangtua yang merasa ingin mengikuti tren sering kali terbawa arus, dan di sinilah kesulitan finansial muncul.
Orangtua yang sebelumnya tidak memiliki rencana pengeluaran yang jelas kini terpaksa berusaha memenuhi tuntutan gaya hidup modern yang kreatif dan mahal. Akibatnya, mereka berisiko terjebak dalam utang yang bisa berdampak negatif pada kesehatan finansial keluarga.
4. Uang dan Tabungan
Dalam beberapa kasus, orangtua milenial sering kali tidak memiliki rencana keuangan yang jelas. Keterbatasan pendidikan finansial di era sebelumnya dan munculnya gaya hidup konsumtif membuat mereka cenderung menghabiskan uang tanpa berpikir panjang. Dalam semangat untuk memberi yang terbaik bagi anak, mereka kadang lupa untuk mengatur keuangan pribadi, sehingga tabungan untuk masa depan anak kerap terabaikan atau tidak optimal.
Baca Juga: Apa Itu FOMO? Dampak Dan Tips Menghindarinya
Mengatasi Kekhawatiran Finansial
Meskipun tantangan ini terasa berat, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh orangtua milenial untuk mengatasi kekhawatiran finansial mereka:
1. Buat Rencana Keuangan yang solid
Langkah pertama adalah membuat rencana keuangan yang jelas dan terukur. Mulailah dengan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dengan cara ini, orangtua dapat lebih memahami di mana uang mereka mengalir, serta bisa menemukan area mana yang bisa dihemat.
Misalkan, jika ada biaya bulanan untuk aktivitas yang tidak terlalu penting, orangtua bisa mempertimbangkan untuk mengurangi hal tersebut. Misalnya, mengikuti kelas seni mungkin bisa dilakukan di rumah dengan alat sederhana ketimbang membayar kelas mahal.
2. Edukasi Diri Sendiri Tentang Keuangan
Pengetahuan tentang finansial sangat penting untuk membantu orangtua dalam merencanakan masa depan keuangan mereka. Dengan memahami bagaimana cara mengelola uang, investasi, dan tabungan, orangtua bisa membuat keputusan yang lebih bijak.
Ada banyak sumber daya online yang bisa diakses, seperti artikel, video, atau bahkan podcast yang membahas keuangan pribadi. Mengikuti seminar atau workshop juga bisa menjadi pilihan.
3. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Persepsi bahwa lebih banyak berarti lebih baik harus diubah. Alih-alih menghabiskan uang untuk barang-barang mahal dan aktivitas berkelas, orangtua bisa fokus pada kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak. Kegiatan sederhana seperti piknik di taman, bermain di rumah, atau membaca buku bersama sering kali lebih berarti dan tidak terlalu menguras kantong.
4. Ajarkan Anak tentang Uang
Mendidik anak sejak dini tentang pentingnya keuangan dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih bijak secara finansial. Mengajarkan anak bagaimana cara menabung, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta memahami nilai uang bisa dilakukan dari kegiatan sehari-hari.
Misalnya, jika anak ingin membeli mainan baru, orangtua bisa mengajak mereka untuk menabung sampai mencapai jumlah yang dibutuhkan. Hal ini tidak hanya melatih kesabaran, tetapi juga memberi pemahaman tentang pentingnya perencanaan keuangan.
Mindset yang Positif
Kekhawatiran dan ketegangan dalam mengelola keuangan memang bisa mengganggu, tetapi penting untuk selalu memiliki mindset positif. Harus diakui, setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya, tapi jangan sampai tekanan sosial membuat kita terjebak.
Mindset yang positif adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan meraih tujuan dalam hidup. Ketika seseorang memiliki sikap optimis, mereka lebih mampu menemukan kesempatan dalam setiap kesulitan dan tidak mudah menyerah saat menghadapi rintangan.
Mindset ini juga berfungsi sebagai alat pendorong yang menginspirasi individu untuk terus belajar dan berkembang. Dengan memiliki pemikiran positif, seseorang dapat menciptakan suasana mental yang sehat, yang tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mental, tetapi juga fisik dan emosional. Menyadari keterbatasan dan fokus pada apa yang bisa diberikan kepada anak dengan cara yang bijaksana menjadi bagian dari perjalanan menjadi orang tua.
Kesimpulan
Di era FOMO parenting, kekhawatiran finansial bagi orangtua milenial adalah hal yang sangat umum. Untuk mengatasinya, penting untuk memiliki rencana keuangan yang solid, meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan uang, dan lebih memilih kualitas dibandingkan kuantitas. Di penghujung hari, yang terpenting adalah memberikan cinta, perhatian, dan pengalaman yang berarti untuk anak-anak, dan bukan terjebak dalam siklus persaingan yang hanya membawa tekanan.
Buat kalian yang ingin mengetahui berita terbaru dan terupdate setiap harinya mengenai Fear of Missing Out, FOMO PLUS INDONESIA adalah pilihan yang terbaik buat anda.