|

Pengaruh FEAR OF MISSING OUT Terhadap Perilaku Konsumtif

bagikan

Perilaku Konsumtif – Fear of Missing Out (FOMO) adalah fenomena psikologis di mana seseorang merasa cemas atau khawatir bahwa mereka akan melewatkan sesuatu yang penting atau menyenangkan, terutama terkait dengan pengalaman sosial atau peluang.

Pengaruh-FEAR-OF-MISSING-OUT-Terhadap-Perilaku-Konsumtif

Dalam konteks perilaku konsumtif, FOMO dapat mempengaruhi individu dalam beberapa cara. FOMO dapat menyebabkan individu melakukan pembelian impulsif untuk memastikan mereka tidak ketinggalan pada penawaran, produk baru, atau pengalaman yang dianggap menarik. Contoh nyata adalah ketika seseorang membeli barang yang tidak direncanakan hanya karena ada diskon atau promo terbatas. Kecenderungan untuk membeli produk atau layanan yang dianggap eksklusif atau terbatas sering kali dipicu oleh FOMO. Misalnya, peluncuran edisi terbatas dari suatu produk atau layanan yang memicu rasa cemas jika seseorang tidak dapat memilikinya.

Baca Juga: Cara Trading Forex Yang Benar Terhindar Dari FOMO

Pengaruh Media Sosial Dalam Perilaku Konsumtif

Pengaruh-Media-Sosial-Dalam-Perilaku Konsumtif

Media sosial memainkan peran besar dalam memicu FOMO. Gambar, cerita, dan update dari teman atau influencer tentang kegiatan mereka dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk membeli barang. Atau menghadiri acara untuk tetap berada dalam lingkaran sosial atau tren terkini. Pembelian yang dipicu oleh FOMO sering kali memberikan kepuasan jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan penyesalan atau masalah finansial jika perilaku ini terus menerus dilakukan. Pengaruh FOMO pada Konteks Konsumtif sebagai berikut:

  • Pengaruh pada Perencanaan Keuangan: FOMO dapat memengaruhi perencanaan keuangan seseorang. Individu yang sering merasa khawatir ketinggalan mungkin mengabaikan anggaran atau rencana tabungan mereka untuk memenuhi keinginan sesaat. Nantinya dapat berdampak negatif pada kesehatan finansial mereka.
  • Pemasaran dan Iklan: Perusahaan sering memanfaatkan FOMO dalam strategi pemasaran mereka, seperti dengan menggunakan bahasa yang mendesak atau menyoroti kelangkaan produk. Frasa seperti “stok terbatas” atau “hanya hari ini” dirancang untuk memicu rasa urgensi dan mendorong pembelian segera.
  • Dampak Psikologis: Kebiasaan konsumsi yang dipicu oleh FOMO bisa berujung pada stres atau kecemasan yang lebih besar terkait dengan keuangan atau kepuasan pribadi. Rasa bersalah atau penyesalan setelah melakukan pembelian impulsif bisa memperburuk kesejahteraan psikologis.

Untuk mengatasi pengaruh FOMO pada perilaku konsumtif, penting untuk memiliki kesadaran diri dan strategi manajemen keuangan yang baik. Menetapkan anggaran yang jelas, melakukan refleksi sebelum membeli, dan berusaha untuk mengurangi konsumsi media sosial dapat membantu mengurangi dampak negatif dari FOMO.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *