JOMO Cara Menghindari FOMO, Simak Penjelasan Ahli
JOMO Cara Menghindari FOMO Di tengah dunia yang menuntut kita untuk terus hadir dan terus terlihat, JOMO hadir sebagai nafas baru.
Rasa takut tertinggal, tidak ikut, atau tidak tahu apa yang sedang terjadi di sekitar menjadi penyakit psikis yang diam-diam menyusup ke pikiran banyak orang. Namun di tengah tekanan sosial tersebut, muncul konsep tandingan yang justru menenangkan JOMO Joy of Missing Out.
Berbeda dari FOMO yang menciptakan kecemasan karena selalu merasa harus terhubung, hadir, atau merespons segala hal, JOMO menawarkan jalan yang berlawanan ketenangan, kelegaan, dan kepuasan saat tidak ikut dalam hiruk pikuk dunia luar. Bukan karena tidak tahu, tetapi karena sadar memilih untuk tidak ikut.
Apa Itu JOMO?
JOMO atau Joy of Missing Out adalah sebuah konsep yang berasal dari kesadaran penuh akan pentingnya menikmati waktu sendiri, menyaring informasi, dan merangkul ketenangan yang muncul saat tidak harus selalu hadir dalam segala peristiwa. Bukan bentuk penghindaran sosial, melainkan langkah sadar untuk mengatur energi, fokus, dan kesehatan mental.
Dalam wawancara bersama psikolog klinis Dr. Anindya Pratiwi, beliau menyatakan,
“JOMO adalah bentuk self-care yang autentik. Ini bukan tentang tidak peduli, tapi justru bentuk kepedulian terhadap keseimbangan emosi dan kebutuhan pribadi yang seringkali terabaikan karena tuntutan eksistensi sosial.”
JOMO mengajarkan bahwa ketidakhadiran bukan berarti kehilangan. Justru, dengan tidak ikut dalam segalanya, seseorang bisa hadir secara utuh dalam hal-hal yang benar-benar penting.
Mengapa FOMO Merajalela?
Untuk memahami pentingnya JOMO, terlebih dahulu perlu menelaah akar dari FOMO. Fenomena ini berakar pada kebutuhan manusia akan keterikatan sosial dan validasi eksternal. Ketika media sosial hadir sebagai alat pemantau kehidupan orang lain, muncul ilusi bahwa setiap orang selalu berada dalam momen menyenangkan, sukses, atau penuh pencapaian.
Scroll satu kali di Instagram, kita bisa melihat teman sedang liburan ke luar negeri, menghadiri konser, atau mendapat promosi kerja. Otak kita yang secara evolusioner dirancang untuk membandingkan, langsung terpancing. “Mengapa aku tidak ada di sana? Apa aku tertinggal?”
Menurut Dr. Pratiwi, FOMO memicu reaksi stres karena kita merasa kehilangan kendali. Kita merasa kurang, padahal kenyataannya, kehidupan digital adalah potongan terbaik dari kenyataan yang telah difilter berkali-kali.
Baca Juga:
Dampak FOMO Terhadap Kesehatan Mental
Jangan anggap sepele. FOMO bukan sekadar rasa iri biasa. Jika dibiarkan, fenomena ini dapat berdampak serius pada kesehatan mental, seperti:
-
Kecemasan sosial dan insomnia, karena merasa harus terus ‘on’ dan tidak ingin tertinggal.
-
Kelelahan emosional, akibat terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain.
-
Menurunnya kepercayaan diri, karena merasa hidup sendiri tidak cukup menarik.
-
Ketergantungan digital, akibat dorongan konstan untuk memantau kehidupan orang lain.
Semakin kuat rasa takut ketinggalan, semakin sulit bagi seseorang untuk menikmati momen saat ini.
Langkah Praktis Menerapkan JOMO
Dr. Pratiwi memberikan beberapa langkah praktis untuk mulai menjalani hidup dengan semangat JOMO:
-
Batasi penggunaan media sosial: Gunakan fitur screen time di ponsel untuk membatasi waktu membuka aplikasi sosial media.
-
Buat zona bebas gadget: Sisihkan waktu dan ruang, misalnya saat makan malam atau sebelum tidur, untuk benar-benar bebas dari layar.
-
Jadwalkan waktu “tidak melakukan apapun”: Waktu kosong bukan musuh, melainkan tempat di mana kreativitas dan ketenangan lahir.
-
Sadari bahwa Anda tidak harus tahu semuanya: Tidak mengikuti tren terbaru bukan berarti Anda ketinggalan zaman. Itu berarti Anda sedang menyaring informasi yang relevan bagi hidup Anda.
-
Praktikkan gratitude: Fokus pada apa yang Anda miliki saat ini, bukan pada apa yang Anda lihat dimiliki orang lain.
Mengapa JOMO Adalah Solusi?
JOMO adalah revolusi diam-diam yang membebaskan. Ia mengajarkan bahwa ketidakhadiran bisa menjadi kekuatan. Saat Anda memilih tidak ikut hadir di pesta, tidak merespons setiap notifikasi, atau bahkan tidak memposting apapun, Anda sedang memilih diri sendiri. Berikut adalah manfaat utama menerapkan JOMO dalam kehidupan:
-
Menguatkan koneksi dengan diri sendiri: Saat tidak terdistraksi oleh kehidupan orang lain, Anda bisa lebih fokus mengenali kebutuhan pribadi.
-
Meningkatkan kualitas hidup nyata: Waktu yang tidak habis di layar bisa digunakan untuk membaca buku, merawat hobi, atau sekadar berjalan di taman.
-
Memberi ruang untuk mindfulness: Anda belajar menikmati apa yang ada di depan mata, bukan yang lewat di layar.
-
Mengurangi tekanan sosial: Saat tidak ada dorongan untuk selalu terlihat “baik-baik saja”, Anda bebas menjadi autentik.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang informasi FOMO PLUS INDONESIA yang akan kami berikan setiap harinya.
- Gambar Pertama dari kompas.com
- Gambar Kedua dari jaringanprima.co.id